Kamis, 28 September 2023

Teknik Budidaya Tanaman Bit (Beta vulgaris L.) dengan Prinsip GAP


Teknik Budidaya Tanaman Bit (Beta vulgaris L.) dengan Prinsip GAP

1. Persemaian

Persemaian bit bertujuan untuk mencegah kematian benih di lapangan, dan hal lainnya yang dapat merugikan pada hasil produksi. Kegiatan ini diawali dengan pengisian tray semai dengan media tanam sebanyak 2 kg yang dialasi kertas buram, lalu benih di tanam pada larikan dengan jarak tanam 3 cm, kedalaman sekitar 1 cm kemudian benih dibiarkan selama 1 minggu sambil dilakukan penyiraman rutin sampai tumbuh daun sejati. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian polybag plastik berukuran 7 × 12 cm dengan media tanam. Polybag yang telah diisi dimasukkan kedalam tray yang berukuran 40 × 40 cm dengan kapasitas 100 polybag dalam satu tray. Kegiatan setelah pengisian polybag adalah transplanting. Tranplanting adalah pemindahan benih yang telah disemai kedalam polybag di tray yang telah disiram dan dilubangi menggunakan tugal bambu kecil. Benih dipindahkan perlahan kedalam polybag, untuk satu polybag satu tanaman dan lubang ditutup kembali menggunakan tangan. Total lama waktu persemaian adalah 3 minggu hingga benih dapat dipindahkan ke bedengan.

2. Persiapan lahan

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah bertujuan untuk menyediakan atau memberikan lingkungan tumbuh yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Agar buah bit tumbuh dengan baik, kondisi tanah harus subur, gembur dan lembab dan dengan PH tanah 6 - 7. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan garpu dan cangkul. Sebelum melakukan pengolahan tanah harus melakukan sanitasi lahan, untuk membersihkan sisa tanaman dan gulma agar mempermudah dalam proses pengolahan lahan dan memutus siklus hama dan penyakit, karena gulma dapat menjadi inang hama penyakit. Sanitasi lahan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan membabat atau mencabut gulma. Setelah melakukan sanitasi, kemudian pembuatan bedengan dengan ukuran 1 × 5 m dengan tinggi bedengan 20 cm dan lebar parit 50 cm. Setelah bedengan dibuat kemudian tanah dibalikan dengan menggunakan garpu agar sisa - sisa tanaman yang ada dipermukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Setelah itu melakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang ayam sebanyak 10 kg / bedengan. Tujuan pemupukan dasar untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman agar selalu tersedia cadangan makan bagi tanaman untuk mendukung pertumbuhan dari tanaman itu sendiri. Lalu di gemburkan secara manual dengan menggunakan tangan sampai diperoleh campuran homogen antara lapisan atas dan bawah kemudian diratakan.

3. Penanaman 

Penanaman dilakukan pada bedengan yang di telah dibuat. Kegiatan Penanaman dimulai dengan membuat lubang tanam pada bedengan dengan jarak tanam 20 × 20 cm dan kedalaman sekitar 10 cm, lalu Benihdikeluarkan dari ploybag dengan cara diremas lalu dikeluarkan secara perlahan agar perakaran tidak rusak kemudian dimasukkan kelubang tanam dan ditutup. Setelah benih selesai di tanam selanjutnya dilakukan penyiraman sampai supaya tanaman tidak layu atau mati.

4. Pemeliharaan 

Pemeliharaan pada tanaman bit hanya melakukan pemasangan sungkup, penyulaman, penyingan, penyiraman, dan pemupukan susulan. Tujuan dilakukan pemberian sungkup yang berfungsi menjaga tanaman dari air hujan secara langsung, mengatur suhu dan panas pada tanaman yang ada dibedengan, serta mencegah atau meminilaisir tanaman dari hama dan penyakit. Pemasangan sungkup dengan ukuran bambu 3 meter sebanyak 7 pcs dan plastik sungkup sepanjang 1,5 × 5,2 m. Selanjutnya kegiatan penyulaman yang dilakukan 2 minggu setelah tanam. Tujuan melakukan penyulaman untuk memperoleh hasil panen yang seragam, dan tidak ada shaf tanaman yang tidak terisi oleh bibit tanaman. Kemudian melakukan penyiangan, tujuannya agar pertumbuhan buah bit tidak terganggu akibat perebutan unsur hara dengan gulma, dan juga penyiangan ini bertujuan memberantas inang hama. Penyiraman pada tanaman buah bit sangat penting, karena apabila tanaman bit kekurangan air maka akan menyebabkan kekeringan sehingga buah bit tidak akan tumbuh maksimal. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore. Kemudian yang terakhir adalah pemupukan susulan. Pemupukan susulan dilakukan pada saat minggu ke 2 penanaman sebanyak 2 kali yaitu pada masa pertumbuhan (2 minggu setelah tanam) dan 1 bulan menjelang panen pada masa pembuahan. Pemupukan susulan menggunakan jimmyhantu sebanyak 3 tutup botol atau setara dengan 15 ml / 16 L air menggunakan sprayer.

5. Pengendalian OPT

Pemeliharaan tanaman juga meliputi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Pengendalian hama dilakukan secara mekanik, adapun beberapa cara yang dilakukan antara lain:
  1. Melakukan kombinasi tanam di satu bedengan dan kombinasi bedengan, kombinasi tanam dalam satu bedengan dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda famili dalam satu bedengan seperti bit dengan kyuri. Hal ini dilakukan agar hama dan penyakitnya tidak sama dan menghindari penyebaran hama dan penyakit yang menyerang salah satu jenis tanaman, sedangkan kombinasi bedengan dilakukan dengan menanam jenis tanaman yang berbeda secara berdekatan seperti penanaman jenis kacang kacangan dengan sayuran daun.
  2. Pergiliran tanam (rotasi tanaman) pada bedengan yang sama. Bedengan yang telah ditanam 1 jenis tanaman setelah tanaman tersebut selesai dipanen maka bedengan tersebut akan ditanami dengan tanaman lain. Hal ini dilakukan agar hama tidak resisten.
  3. Tanaman pengusir hama (repellent) untuk mendatangkan predator yang dapat mengusir hama, tanaman yang digunakan marigold, basil, dan daun bawang.
  4. Perangkap hama berupa Yellow trap, namun cara ini jarang digunakan karena kurang efektif. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bit tidak menggunakan pestisida apabila hama dan penyakit tidak terlalu parah menyerang tanaman bit. Apabila skala terserang nya masih sedikit maka dicabut dengan tangan. 
Ada beberapa hama dan penyakit yang suka menyerang tanaman bit, diantaranya :
  1. Hama Ulat, Ulat membuat lubang kecil memanjang pada batang sampai bagian umbi, hal ini tentu akan menyebabkan batang membengkak dan buah akan bolong pada bagian dalamnya. Tentu berbahaya bukan jika buah bit yang dihasilkan menjadi bolong. Pengendaliannya anda dapat langsung membuang bagian batang yang terlihat ada ulat dan membongkar hingga ke tanah.
  2. Hama Tikus, Hama tikus biasanya menyerang tanaman umbi karena tumbuh di bawah tanah dengan cara memakannya dan menggigit buah-buahnya sehingga ketika panen produksi turun drastis dan menyebabkan petani buah bit akan merugi besar. Tentu harus ada pengendalian khusus mengenai tikus yang memakan buah bit. Seperti menggunakan lem tikus atau racun tikus dan membasminya dengan menggunakan pestisida.
  3. Hama Boleng , Perlu diketahui bahwa bit yang terserang oleh boleng akan dikendalikan oleh imago hama yang berdekatan dipermukaan tanah. Sedangkan pada larva dan pupa berada tepat pada batang dan umbi bit. Bila sudah terserang seperti itu maka akan menyebabkan tanaman lanas dan bahkan akan menyebabkan kematian. Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah membawa buah bit segera kedalam penyimpanan dan apabila sudah terserang parah alangkah baiknya di musnakan.
  4. Layu fusarium, Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum yang menimbulkan gejala seperti menguning, layu, urat daun menguning, tanaman tampak lemas, buah tidak berisi dengan baik dan fusarium akan bertahan pada tanah dalam beberapa tahun sehingga fusarium sulit dihilangkan. Penyakit ini dapat menular melalui udara, tanah dan air selain itu dapat menular melalui bibit. Pengendalian yang bisa dilakukan adalah mengolah dan mengisitirahatkan lahan yang terkena fusarium. Karena akan berbahaya bagi tanaman bit sendiri.
  5. Kudis atau scab, Kudis dapat menyerang tanaman berumbi semacam bit. Adanya benjolan pada tangkai serta urat daun membuat daun berkerut dan mengering seperti kerupuk, tentu hal ini akan mengganggu proses fotosintesis tanaman. Tingkat serangan yang berat akan menurunkan hasil umbi yang diproduksi sehingga jika tanaman terkena kudis maka akan membuat buah bit yang diproduksi rugi besar. Jika terjadi buang dan bakan secepatnya tanaman yang terserang kudis, penyakit mudah menular di bandingkan hama yang terlihat hewan dan penyebabnya.

6. Panen

Kegiatan panen dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Kegiatan panen dilakukan pada pagi hari dan jumlahnya sesuai dengan permintaan konsumen yang telah dicatat sebelumnya. Kriteria panen disesuaikan dengan umur tanaman yang siap untuk dipanen. Kegiatan pemanenan dilakukan dengan cara langsung dicabut dari dalam tanah beserta dengan akar nya. Jumlah buah bit dalam 1 kg panen ada 10 buah, jadi berat 1 buah bit adalah 100 gram. Rata rata total berat panen buah bit dalam 1 bedengan adalah 12,5 kg. Jadi total panen keseluruhan untuk 160 bedengan adalah 2.000 kg.

Pemanfaatan Blog sebagai Media Penyuluhan Pertanian

Sampurasun. Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Tiara Khaerunisa asal dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor  Program S...